Didik menerangkan, utang Indonesia yang tercatat di Kementerian Keuangan itu belum termasuk dengan perusahaan-perusahaan BUMN. Jika ditotal menyeluruh, maka jumlahnya akan melejit.
Dengan itu, menurut Didik ketika masa jabatan Presiden Jokowi habis, maka akan mewariskan jumlah utang yang fantastis untuk sosok pemimpin Indonesia berikutnya.
“Ditambah BUMN Rp2.000-Rp3.000 (triliun), itu belasan triliun utang yang diwariskan pada pemimpin akan datang,” tuturnya.
Menurut Didik, dirinya sudah sering berbicara mengenai porsi utang pemerintahan Presiden Jokowi. Namun sayang seribu sayang, kritik pedas tersebut sama sekali tak disambut baik. Padahal, kata dia, lonjakan utang tersebut akan berimplikasi pada pengelolaan keuangan negara.