sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Vaksin dan Antivirus Cacar Monyet Masih Tahap Penelitian, Penggunaannya Terbatas

Economics editor Muhammad Sukardi
03/08/2022 11:13 WIB
Vaksin cacar monyet masih belum diketahui dengan jelas efektivitasnya. Begitu juga dengan efek jangka panjang karena masih dalam tahap penelitian.
Vaksin dan Antivirus Cacar Monyet Masih Tahap Penelitian, Penggunaannya Terbatas. (Foto: MNC Media)
Vaksin dan Antivirus Cacar Monyet Masih Tahap Penelitian, Penggunaannya Terbatas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kasus cacar monyet telah menjadi perhatian dunia. Itu karena virus tersebut telah menyerang 20.000 orang lebih di 75 negara.

Kabar baiknya, vaksin dan antivirus cacar monyet sudah tersedia. Menurut Dokter Reza Y. Purwoko, SpKK, dari Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada dua vaksin cacar monyet yang sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yaitu JYNNEOS dan ACAM2000.

Namun, kedua vaksin tersebut masih belum diketahui dengan jelas efektivitasnya. Begitu juga dengan efek jangka panjang dari kedua vaksin tersebut karena masih dalam tahap penelitian.

"Itu kenapa, kedua vaksin cacar monyet tersebut baru diberikan ke tenaga kesehatan sebagai bagian dari penelitian, belum bisa diberikan secara masal ke masyarakat dunia," terang dr Reza dalam webinar BRIN, belum lama ini.

Sementara itu, antivirus cacar monyet tersedia dalam bentuk obat yang sudah dipakai di beberapa negara, yaitu Tecovirimat (TPOXX), Cidofovir (Vistide), dan Brincidofovir (CMX001 atau Tembexa).

Obat Tecovirimat sudah lulus FDA, baik di level uji pada sel maupun uji hewan. "Pada fase 3 mungkin nanti BRIN akan ikut terlibat proses pengujiannya pada manusia," tambahnya. 

Kalau Brincidofovir dan Cidofovir belum masuk ke Indonesia, tapi BRIN berharap keduanya bisa datang ke Tanah Air untuk dilakukan uji klinis sampai tahap 3. 

"Kami sudah punya rekanan dan mitra industri untuk berkolaborasi dalam hal penelitian uji klinis obat-obat cacar monyet tersebut, sehingga bisa menghasilkan penelitian yang bermanfaat," kata dr Reza. 

Dia menegaskan bahwa vaksin maupun antivirus cacar monyet bukan segalanya untuk mengatasi wabah virus tersebut.  Hal terpenting yang bisa dilakukan saat ini adalah menghindari faktor risiko terpapar cacar monyet itu sendiri. 

"Karena vaksin dan antivirusnya belum available, kita sebagai masyarakat harus melakukan pencegahan, dengan tidak melakukan kontak langsung dengan penderita, menghindari seks bebas, maupun menjalani perilaku hidup bersih dan sehat," sarannya. 

Menurut dia, upaya pencegahan akan lebih bermanfaat dibandingkan pengobatan saat sudah terpapar cacar monyet. “Sekalipun terpapar, penyakit ini bisa dikendalikan dengan terapi yang berfokus pada pengobatan gejala," dr Reza. 

(FRI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement