"Rencana Elon Musk untuk memberhentikan 75% pekerja Twitter akan merusak kemampuan Twitter untuk melayani percakapan publik. Ancaman sebesar ini bersifat sembrono, merusak kepercayaan pelanggan," bunyi surat tersebut.
Surat itu juga mencakup daftar tuntutan untuk "Kepemimpinan saat ini dan masa depan perusahaan. Selain kebijakan pesangon yang adil untuk semua pekerja, surat juga nerisi tuntutan agar Musk mempertahankan tunjangan karyawan yang ada.
“Kami menuntut agar kepemimpinan tidak mendiskriminasi pekerja berdasarkan ras, jenis kelamin, kecacatan, orientasi seksual, atau keyakinan politik mereka,” kata surat itu melanjutkan.
Tidak jelas berapa banyak pekerja yang telah menandatangani surat itu sejauh ini. Tapi itu adalah tanda lain tentang betapa berantakannya hal-hal yang bisa terjadi bagi karyawan Twitter di bawah Musk.
Setelah pertempuran hukum selama berbulan-bulan, kesepakatan tersebut tampaknya akan ditutup pada tenggat waktu 28 Oktober.