“Nah ke depannya kita akan memberi pelatihan lebih banyak untuk topi ini diproduksi sebagai salah satu daya tarik utama suvenir. Bukan hanya saat MotoGP tapi juga saat wisatawan liburan di lombok sebagai bagian dari suvenir mereka,” jelasnya.
Tak sampai di situ, Sandi juga akan memanfaatkan viralnya potrer para pembalap yang mengenakan topi petani khas Lombok ini.
Nantinya, dokumentasi itu akan dipergunakan untuk strategi penjualan topi petani khas Lombok agar lebih meningkat dan berdampak baik bagi ekonomi para pengrajin dan pengelola UMKM setempat.
“Nanti foto-foto maupun video para pembalap yang mengenakan topi ini akan terus kita masive-kan, supaya penjualannya semakin meningkat dan membuka peluang lapangan kerja bagi banyak pihak,” papar Sandi.
(SAN)