Peternak sapi perah lainnya, Ayi (56) menyebutkan, sejak wabah PMK merebak hasil perahan susu sapi miliknya merosot tajam hingga 50%. Jika biasanya, hasil perahan di pagi hari 55 liter dan sore sekitar 35 liter, sedangkan sekarang hasilnya hanya sekitar 39 liter di pagi hari dan 14 liter saat sore hari.
"Produksi susu turun, kalau sedang sakit. Itu jelas merugikan, karena hasil yang dijual jadi berkurang dari biasanya," keluhnya.
Untuk itu, dirinya mesti intensif melakukan perawatan sapi-sapi yang sakit serta memisahkan dari yang kondisinya sehat. Selain itu pembersihan kandang juga dilakukan lebih sering sehingga cukup menyita waktu dan juga biaya. "Kalau ada yang sakit harus cepat diobati, takutnya menular ke sapi lain," ujarnya yang setuju jika pemerintah memberi kompensasi ke peternak di tengah kondisi darurat wabah PMK.
Berdasarkan data terakhir, jumlah hewan ternak yang terpapar PMK di KBB mencapai sebanyak 4.904 ekor. Rinciannya terdiri dari 3.609 ekor sembuh, 84 ekor mati, dan 104 ekor dipotong bersyarat. Total kerugian yang dialami semua peternak mencapai sekitar Rp8,5 miliar.
(SAN)