Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim atau Bank UMKM Jatim, Yudi Wahyu Maharani yang menjadi salah satu narasumber dalam webinar ini menambahkan, UMKM di Jatim sangat terdampak pandemi COVID-19 yang berlangsung selama dua tahun lebih. Namun perlahan, saat ini UMKM sudah mulai bangkit. Jumlah UMKM di Jatim sudah mencapai 9,7 juta.
"Namun kami perkirakan jumlah ini bisa bertambah," katanya.
Yudi juga mengungkap sejumlah tantangan yang dihadapi UMKM. Antara lain, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), minimnya akses permodalan, kurangnya akses jaringan dan teknologi. Secara eksternal, UMKM juga bayangi pandemi, daya beli masyarakat yang menurun.
"Kemudian ketidakpastian ekonomi dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mengakibatkan inflasi," ungkapnya.
Untuk memperkuat kinerja UMKM, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan pembiayaan sebesar Rp1,6 triliun. Jumlah tersebut naik dari sebelumnya sebesar Rp500 miliar.
Meningkatnya dana pembiayaan ini karena potensi UMKM di Jatim sangat besar. Hal ini ditandai dengan kontribusi UMKM terhadap PDRB di Jatim yang mencapai lebih dari 57 persen.
"Kami juga akan terus mempermudah akses permodalan dan mengarah pada digitalisasi," imbuh Wahyu. (TYO)