Ini merupakan perubahan dari periode 2022-2023, di mana inflasi tinggi menyebabkan barang-barang esensial, seperti bahan makanan dan bahan bakar menghabiskan sebagian besar dari anggaran rumah tangga, sehingga hanya sedikit anggaran yang tersisa untuk hal-hal yang diinginkan atau pengeluaran ekstra.
Chief Economist, Asia Pacific, Mastercard, David Mann mengatakan, pada 2024, pengeluaran konsumen di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 5,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Tahun 2024 akan menjadi masa di mana konsumen akan menyesuaikan kembali pengeluaran mereka. Data menunjukkan bahwa masyarakat tetap antusias untuk melakukan perjalanan dan makan di restoran, meskipun tingkatnya berbeda-beda di setiap negara,” ujar David dalam keterangan resminya, Jakarta, Sabtu (16/12).
Konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik diprediksi akan mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pembelian barang di 2024 dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun depan, peningkatan permintaan barang seperti barang-barang rumah tangga dan pakaian juga diperkirakan akan membangkitkan sektor manufaktur Asia Pasifik, yang memiliki peran krusial dalam perekonomian global.
Pergeseran ini akan mendorong keselarasan kinerja antara sektor manufaktur dan jasa di wilayah Asia Pasifik yang sebelumnya cenderung berlawanan arah karena sektor manufaktur mengalami perlambatan dan sektor jasa bertumbuh pesat pada 2023.
(FAY)