IDXChannel - Pemerintah mewaspadai gejolak taper tantrum seperti yang pernah terjadi pada 2013. Seperti diketahui, tapering yang dilakukan beberapa bank sentral negara maju memiliki potensi rambatan terhadap perekonomian khususnya dari sisi sistem keuangan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan jika terjadi tapering maka arus modal keluar (capital outflow) dari negara berkembang (emerging country) pada masa pandemi covid-19 lebih lama dibandingkan periode krisis keuangan global di 2008 lalu. Tak hanya itu, aliran modal keluar ini juga lebih deras.
"Periode global financial crisis (krisis keuangan), aliran modal asing kembali ke negara emerging pada bulan keenam. Sementara pada covid-19 ini capital flow belum kembali meskipun sudah memasuki bulan ke-15," ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (14/6/2021).
Sri Mulyani mengatakan, aliran modal asing yang keluar saat krisis ekonomi pada 2008 sebesar Rp69,9 triliun. Pada krisis 2013 lalu, asing hanya menarik investasinya sebesar Rp36 triliun. Sementara pada periode Januari-Maret 2020 saja, arus modal keluar mencapai Rp145 triliun akibat pandemi covid-19.
" Potensi penurunan daya dukung investor global untuk pembiayaan defisit fiskal dari sisi pasar SBN, " bebernya.