Sementara itu, tampaknya YouTube ingin mengehentikan propaganda yang dibuat Rusia, menghadirkan informasi yang benar, yang terjadi di negara Ukraina.
Seperti pemboman yang terjadi baru-baru ini di rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota pelabuhan Mariupol, yang oleh media Rusia direspon dengan cepat dan mengaitkannya dengan teori konspirasi.
Termasuk menyebut bahwa korban yang digambarkan dalam foto dan video adalah aktor atau orang yang sedang bersandiwara atas cedera yang mereka alami.
Rusia juga mengeluarkan klaim palsu bahwa rumah sakit itu sendiri adalah target yang sah karena telah dikosongkan dari pasien dan staf oleh batalion pejuang Ukraina.
YouTube sendiri mengatakan bahwa mereka telah menghapus lebih dari 1.000 saluran dan lebih dari 15.000 video karena telah melanggar kebijakan, yang mencakup ujaran kebencian, hoax, konten vulgar, dan banyak lagi. (FHM)