sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah, Patut Dicoba untuk Traveling

Ecotainment editor Andri Bagus
20/09/2025 18:36 WIB
Ada 7 jalur kereta api dengan pemandangan terindah yang dapat dicoba saat berpergian.
7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah, Patut Dicoba untuk Traveling. (Foto: KAI)
7 Jalur Kereta Api dengan Pemandangan Terindah, Patut Dicoba untuk Traveling. (Foto: KAI)

Jalur kereta api masih akan melintasi persawahan dan meliuk-liuk melintasi Stasiun Leles, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Warungbandrek hingga Stasiun Bumiwaluya dengan sejumlah jembatan di jalur tersebut. 

Kemudian, kereta api akan menanjak terjal hingga Stasiun Cipeundeuy dengan ketinggian 772 mdpl yang merupakan stasiun sakti di mana seluruh kereta api yang melintasi jalur ini wajib berhenti untuk pemeriksaan rem. 

Selanjutnya jalur cenderung datar hingga Stasiun Banjar yang menjadi stasiun besar untuk pergantian masinis kereta api relasi Bandung-Surabaya maupun sebaliknya. Untuk menikmati jalur kereta api Cicalengka-Banjar, Anda dapat menggunakan sejumlah layanan di jalur ini.

Kereta yang melintas yakni KA Argo Wilis relasi Bandung-Surabaya Gubeng PP, KA Malabar relasi Bandung-Malang PP, KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan PP, KA Pasundan relasi Kiaracondong-Surabaya Gubeng PP, KA Pangandaran relasi Gambir-Banjar PP, dan KA Serayu relasi Pasar Senen-Purwokerto PP.

4. Prupuk-Purwokerto-Kroya

Ini adalah salah satu jalur utama lintas selatan Jawa dan sering dilintasi oleh kereta api relasi Jakarta-Yogyakarta PP, Jakarta-Solo PP, bahkan Jakarta-Surabaya PP.

Jalur Prupuk-Purwokerto-Kroya mulai dioperasikan pada 1916-1917 oleh Staatsspoorwegen (SS). Lintasan antara Prupuk-Purwokerto didominasi pegunungan tepatnya Pegunungan Pembarisan dan kaki Gunung Slamet. 

Untuk jalur dari Purwokerto hingga Kroya merupakan lintas datar yang melintasi lembah Sungai Serayu. Jalur ini dioperasikan sebagai jalan pintas lintasan Jakarta-Yogyakarta-Surabaya agar tidak memutar melalui Bandung.

Selepas Stasiun Prupuk, jalur mulai menanjak dan meliuk-liuk melintasi bukit hingga Stasiun Linggapura dan Stasiun Bumiayu. Ada beberapa jembatan yang dilintasi seperti Jembatan Tonjong, Jembatan Kali Kalong, Jembatan Kali Glagah, dan Jembatan Kalibelang. 

Selepas Stasiun Bumiayu, kita akan disuguhkan pemandangan Jembatan Sakalibel yang merupakan jembatan terpanjang di lintas Prupuk-Purwokerto dengan panjang 298 meter melintasi Kali Keruh Bumiayu. 

Selepas Stasiun Purwokerto, jalur mulai menurun dan cenderung datar. Anda akan melewati Jembatan Sungai Logawa, Terowongan Notog, Jembatan Kereta Api Sungai Serayu Rawalo yang begitu panjang dan indah, serta Terowongan Kembar Kebasen. 

Untuk menyaksikan pemandangan indah di jalur ini, Anda dapat menggunakan sejumlah layanan kereta api seperti KA Argo Lawu-KA Argo Dwipangga relasi Gambir-Solo Balapan PP, KA Argo Semeru relasi Gambir-Surabaya Gubeng PP.

Lalu KA Taksaka relasi Gambir-Yogyakarta PP, KA Purwojaya relasi Gambir-Cilacap PP, KA Gaya Baru Malam Selatan relasi Pasar Senen-Surabaya Gubeng PP, dan KA Sawunggalih relasi Pasar Senen-Kutoarjo PP.

5. Pekalongan-Semarang

Jalur kereta api ini memiliki pemandangan yang cukup beragam mulai dari persawahan, perkebunan, pedesaan, perkotaan, hutan, hingga tepi laut utara Jawa yang menjadi bintang utama jalur ini.

Jalur Pekalongan-Semarang mulai dioperasikan pada rentang tahun 1897-1898 oleh Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) sebagai bagian dari pembangunan jalur Semarang hingga Cirebon. Awalnya jalur ini merupakan lintasan trem/kereta api ringan dan mulai ditingkatkan kualitasnya menjadi jalur kereta api berat mulai 1911.

Jalur antara Stasiun Batang-Stasiun Krengseng menjadi primadona karena melintasi tepian laut utara Jawa. Beberapa kali bahkan jalur KA terlihat begitu dekat dengan laut. Bahkan terdapat Stasiun Plabuan yang menjadi satu-satunya stasiun di tepi laut di yang masih aktif. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement