sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Anne Hathaway Bicara Ekonomi Inklusif di G20, Soal Nasib Pekerja Perempuan

Ecotainment editor Maulina Ulfa - Riset
10/11/2022 17:21 WIB
B20 fokus pada pembahasan bisnis yang terdiri dari 6,5 juta komunitas bisnis internasional.
Anne Hathaway Bicara Ekonomi Inklusif di G20, Soal Nasib Pekerja Perempuan. (Foto: Instagram @theb20summit))
Anne Hathaway Bicara Ekonomi Inklusif di G20, Soal Nasib Pekerja Perempuan. (Foto: Instagram @theb20summit))

Pada tahun 2013 ia mengkampanyekan 'Girl Rising,' sebuah film dokumenter CNN, yang berfokus pada kekuatan pendidikan perempuan dengan mengikuti tujuh gadis di seluruh dunia yang berusaha untuk mengatasi rintangan dan mengejar impian mereka.

Perihal kampanye kesetaraan dan inklusifitas, tugas Hathaway saat ini tidaklah mudah. Apalagi menyangkut akses ekonomi yang adil bagi perempuan dan ibu.

Apalagi, persoalan ekonomi yang dihadapi perempuan hari ini cukup kompleks.

Di 146 negara yang tercakup dalam indeks 2022, kesenjangan gender dalam hal partisipasi dan peluang ekonomi perempuan mencapai 60,3%, menurut laporan Gender Gap 2022 World Economic Forum (WEF).

Kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19 juga cukup berdampak secara signifikan bagi perempuan dibanding laki-laki. Tidak seperti resesi lain yang cenderung lebih mempengaruhi pekerja laki-laki dibanding pekerja perempuan.

Di tingkat global, menurut data ILO, tingkat pengangguran melonjak dari 5,4% pada kuartal empat tahun 2019 menjadi 7,9% pada kuartal 3 tahun 2020 untuk pekerja laki-laki. Adapun pengangguran perempuan justru meningkat lebih tinggi menjadi 9,6% pada tahun 2020 pada kuartal dibanding 6,8% pada tahun 2019. (Lihat grafik di bawah ini.)

Di Indonesia, seperti kebanyakan negara juga mengalami penurunan partisipasi angkatan kerja di mana persentase perempuan yang meninggalkan pekerjaanya mencapai 2,3%, menurut laporan WEF.

Melihat kondisi ini, tantangan yang harus dihadapi perempuan dalam hal ekonomi ke depan akan cukup berat. Terutama bagi para ibu yang telah memiliki keluarga dan harus bekerja menopang ekonomi.

Menurut laporan United Nations (UN), perempuan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja dibandingkan laki-laki secara global.

Tingkat partisipasi angkatan kerja untuk perempuan berusia 25-54 tahun hanya mencapai 63% dibandingkan dengan 94% untuk laki-laki di tahun 2018.

Perempuan lebih cenderung menganggur dibanding pria. Perempuan juga seringkali terjebak dalam pekerjaan informal dan rentan, seperti buruh rumah tangga. Tak hanya itu, perempuan sering kali tidak mendapatkan kesempatan hanya untuk sekedar mengejar karir karena harus memprioritaskan pengasuhan terhadap anak.

Hal ini terkait dengan minimnya layanan pengasuhan anak yang terjangkau dan masalah cuti bersama orang tua yang dikampanyekan Anne Hathaway.

Padahal, riset S&P global pada 2019 menunjukkan, ketika perempuan berperan aktif dalam angkatan kerja, utamanya di AS, hal ini berdampak pada percepatan pertumbuhan PDB mencapai USD5,87 triliun hingga 10 tahun ke depan.

Ini adalah ironi nyata yang dihadapi perempuan di zaman modern ini. Sebaiknya, G20 benar-benar menghadirkan solusi konkret untuk persoalan ini. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement