Petenis Belarusia itu tangguh dalam tiebreak, memenangkan 20 pertandingan terakhirnya dan mencatatkan rekor luar biasa 21-1 tahun ini.
Kemenangan Sabalenka mengukuhkan statusnya yang tak terbantahkan sebagai ratu lapangan tenis saat ini dengan keempat kemenangan utamanya diraih di lapangan biru New York dan Melbourne.
Ia juga merupakan ratu Minsk, kota kelahirannya, dan dalam pidato kemenangannya, ia mengungkapkan bahwa ia terpacu oleh pesan dukungan dari tanah air.
“Pagi ini saya menerima video dari sekolah tenis tempat saya memulai dari anak-anak. Mereka menyemangati saya,” kata Sabalenka.
“Saya sedikit menangis pagi ini. Saat itulah saya menyadari bahwa saya tidak boleh mengecewakan mereka. Saya harus memberi mereka semangat positif,” sambungnya.
Meskipun rekor karier petenis berusia 27 tahun ini mengesankan, tahap-tahap akhir grand slam pada tahun ini terbukti sulit bagi dirinya.
Ia mengawali tahun dengan kekalahan mengejutkan dari Madison Keys di final Australia Terbuka, dan kembali kalah di set penentuan di Roland Garros dari petenis Amerika lainnya, Coco Gauff. Sabalenka pun mengakui tahun ini merupakan kompetisi yang berat bagi dirinya, terutama di beberapa final sebelumnya.
(Febrina Ratna Iskana)