Selain tidak memiliki tujuan yang jelas, Ucok Baba juga tidak memiliki tempat untuk berteduh dan tidur saat itu. Selama delapan bulan di Jakarta, ia harus tidur di emperan toko setiap malamnya.
Dari penghasilannya berjualan kantong kresek dan upah membelikan makanan yang telah ia kumpulkan, meskipun tetap tidur dengan beralaskan koran, Ucok Baba pun pindah ke sebuah kontrakan seharga Rp 40 ribu.
Hingga suatu hari dirinya bertemu dengan seseorang dari Production House (PH). Saat itu tanpa berbasa basi, orang tersebut memberikan kartu nama dan membuat janji bertemu di kantor PH dengan Ucok Baba.
Rupanya saat itu Ucok Baba ditawari untuk bermain film dengan bayaran Rp 100 ribu. Dari situlah karir Ucok Baba di industri hiburan dimulai dan kehidupannya pun berubah.
(NDA/ALYSSA)