"Kalau saya sendiri, saya tentu berterima kasih kepada Allah lah, karena tidak mungkin, kadang-kadang garis tangan kita gak tauh, perjalanan hidup kita kadang-kadang gak tauh, Allah lah yang memberikan jalan aja," ujar dia.
Pegangan kedua, keluarga. Erick memahami keluarga merupakan tumpuan utama manakah dia jatuh atau berada pada titik kesusahaan. Dan keluarga pulalah yang memberikan dukungan saat dia terpuruk.
"Biasanya, di titik-titik tertentu ketika kita lagi jatuh atau pun kita lagi gak percaya diri biasanya keluarga yang menjadi tumpuan utama dan mereka yang biasanya selalu ada disitu," ungkap dia.
Meski sukses di pasar global, bagi Erick Indonesia merupakan pondasi awal bisnisnya. Sebagai pengusaha atau entrepreneur, dia lebih dulu menguatkan lini usahanya di dalam negeri kemudian merambah ke tingkat dunia.
"Terakhir indonesia, karena tentu, kalau saya kan entrepreneur cari makannya awalnya di Indonesia, gak mungkin saya punya uang kalau kalau bukan Indonesia, kalau lahir di tempat lain gak tau lagi garis tangannya. Jadi, saya berterimakasih kepada Indonesia dengan segala keunikannya," tuturnya.
(SANDY)