Meteor Perseid berasal dari sisa-sisa partikel komet dan sepihan asteroid yang pecah. Saat komet mengelilingi Matahari, komet tersebut meninggalkan jejak puing di belakangnya.
Setiap tahun, Bumi melewati jalur puing-puing tersebut, yang mana memungkinkan serpihan puing itu bertabrakan dengan atmosfer Bumi dan hancur untuk menciptakan garus berapi dan warna-warni di langit.
Potongan-potongan puing luar angkasa yang bertabrakan dengan atmosfer Bumi, untuk menciptakan Perseid. Puing tersebut berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle. Komet Swift-Tuttle membutuhkan waktu selama 133 tahun untuk sekali mengorbit Matahari.
Menurut NASA, hujan meteor Perseid paling banyak dilihat pada bagian belahan bumi bagian Utara selama berjam-jam lamanya sampai menjelang fajar. Meteor Perseid juga memungkinkan terlihat lebih cepat yakni sejak pukul 22.00 WIB.