Aiq Haidar
Setelah lulus diketahui Arnault mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya Ferret-Savinel. Ia pun berencana memperbesar segmen pasar dan mengembangkannya, terbukti pada tahun 1976 aset perusahaan naik drastis.
Setelah membuat kemajuan besar, Arnault lantas tak berhenti dan berpuas diri dan ia mulai melakukan kerja sama dengan brand besar. Tahun 1984 ia berhasil mengakuisisi Financiere Agache sebuah produsen barang mewah sekaligus menjadi CEO.
Kekayaan Bos Louis Vuitton
Setelah menjadi CEO dan membeli saham pengendali LVMH pada tahun 1989, Arnult berhasil mengubah LVMH menjadi pusat kekuatan barang mewah dengan 75 label menjual anggur, minuman beralkohol, fesyen, barang kulit, parfum, kosmetik, jam tangan, perhiasan, perjalanan mewah, hingga hotel.
Pada tahun 1992 Arnault juga berhasil membuka toko Louis Vuitton pertama di China. Lalu pada Januari 2021, grup ini menyelesaikan pengambilan perhiasan ikonik AS Tiffany & Co senilai USD 15,8 miliar atau sekitar Rp. 246,6 triliun.
Berkat usahanya tersebut kini Bernard Arnault memiliki kekayaan sekitar USD 186,4 miliar atau setara Rp. 2.665 triliun (kurs Rp 14.300 per USD). Dengan kekayaannya tersebut, Arnult menjadi orang terkaya ke-3 di dunia. Dia berada di bawah Jeff Bezos dan Elon Musk.
