Merek tersebut juga dikritik karena mengubah warna tradisional hitam dan putih dari hiasan kepala menjadi biru dan putih yakni warna bendera Israel.
Apalagi LV merilis penjualan barunya itu setelah putaran terakhir serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Tindakan LV itu dianggap sangat tidak sensitif sama sekali dengan penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza akibat serangan bom Israel.
Sebanyak 255 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dan lebih dari 1.900 orang lainnya terluka dalam 11 hari serangan udara Israel di Gaza.
"Genosida Palestina bukanlah sesuatu yang bisa Anda manfaatkan," tweet satu orang kepada Louis Vuitton.