Setiap anggota suku akhirnya menerima 657 acre atau setara dengan 265 hektare. Sementara hak alokasi atas tiap-tiap lahan itu dikelola dalam satu wadah (trust) yang dikelola pemerintah setempat.
Pemerintah setempat berlaku sebagai pengelola, sekaligus ‘perwakilan’ dari bangsa Osage dalam melindungi dan mengelola keuntungan finansial yang didapat dari aktivitas pengeboran minyak di sana.
Pembagian hak tersebut disebut ‘headright’, di mana tiap anggota memiliki jatahnya masing-masing. Dari sinilah bencana bermunculan. Setelah produksi minyak bumi di Osage meledak, bangsa Osage menjadi sangat kaya raya.
Tiap tiga bulan sekali, setiap anggota suku yang memegang headright menerima bagi hasil dari pengeboran minyak bumi. Pada 1920, bangsa Osage adalah orang-orang terkaya di bumi.
Bayangkan saja, pada 1923, menurut journalis David Grann yang menulis ‘Killer of the Flower Moon: The Osage Murders and the Birth of FBI’, perusahaan minyak membayar hak bangsa Osage lebih dari USD30 juta (setara dengan USD400 juta hari ini).