YouTube Music dapat digunakan secara gratis, namun tentu saja bakal ada batasan-batasan tertentu yang membedakan penggunaan gratis dengan berlangganan. Contohnya, pelanggan Premium dapat memutar music di saat aplikasi ditutup dan bebas iklan.
Perhitungan tarif royalti dari YouTube Music lebih sulit dihitung, sebab Google membuat paket berlangganan yang berbeda-beda. Misalnya, pelanggan bisa hanya membayar premium untuk YouTube Music, namun ada pula opsi berlangganan YouTube Video dan Music secara bersamaan.
Skema berlangganan dan jumlah pelanggan yang membayar paket-paket langganan tersebut akan mempengaruhi besaran royalti yang diterima musisi. Namun, dari reportase yang dihimpun berbagai sumber, YouTube Music dikabarkan membayar royalti streaming paling rendah sebesar USD0,00069 per putaran dalam satu akun.
Kemudian, musisi yang menggunakan channel di YouTube Music bisa mendapatkan USD0,002 per putaran musik. Dengan besaran tarif ini, dibutuhkan 500 putaran lagu untuk mendapatkan royalti USD1, dan jika musisi berhasil mendapatkan 1 juta putaran musik, maka royalti yang didapatnya adalah USD2.000 atau setara dengan Rp29,91 juta.
Dari perbandingan itu, maka boleh dibilang, Spotify membayarkan royalti dengan tarif yang relatif lebih besar kepada musisi dan penulis lagu. Dengan skema royalti Spotify, musisi juga berpeluang mendapatkan royalti yang lebih besar jika lagunya laris di banyak negara.
Demikianlah ulasan lengkap tentang perbedaan royalti musik dari Spotify dan YouTube Music. (NKK)