“Air ini enggak pernah kering, meskipun kemarau. Dan kalau air sungai kan asin, sementara air ini tidak. Jadi banyak orang yang meminum air kolam ini,” ujar Husin.
Selain ziarah, ternyata banyak kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat basirih. Diantaranya Baayun Maulid Nabi, Rebana, Habsi, Hadrah untuk penyambutan tamu. Ada juga budaya asli, dimana masyarakat melakukan kegiatan perdagangan di tepi sungai yang sering disebut dengan pasar terapung.
Pelaku ekonomi kreatif di Desa Kubah Habib Basirih dinilai Menparekraf Sandiaga sangat kreatif dan inovatif. Karena mereka memanfaatkan limbah plastik untuk dijadikan barang-barang yang dapat diperjual-belikan, seperti tas anyaman yang dipercantik dengan kain sasirangan (kain khas Banjarmasin) bekas, lalu ada meja, kursi, karpet hingga gelas hias yang dibuat dengan menggunakan plastik bekas.
Dalam kesempatan yang sama, Menparekraf Sandiaga memberikan bantuan berupa dua set alat hadrah guna mendukung kegiatan warga desa. Menparekraf juga memberikan tempat sampah dan tempat cuci tangan untuk membantu fasilitas CHSE di Desa Wisata Kubah Basirih. Aspek kebersihan menjadi catatan dalam visitasi Menparekraf.
"Kita berikan tempat sampah untuk mendukung CHSE-nya. Karena kebersihan sebagian dari pada iman. Mudah-mudahan dengan hadirnya bantuan tersebut, kualitas destinasi wisata ziarah dapat meningkat. Karena Desa wisata adalah sebuah ujung tombak ekonomi rakyat yang akan membuka lapangan kerja,"kata Menparekaf.