Namun, hal itu baru bisa dilakukan jika keempat negara tersebut gagal membuktikan telah melestarikan kebaya yang mereka klaim.
"Kita kan enggak tau apakah negara-negara yang mengajukan ini bisa membuktikan untuk melestarikan suatu budaya itu. Apakah bisa membuktikan bahwa 25 tahun yang lalu orang-orang di sana sudah pakai kebaya," ungkap dia.
Dia bilang proses pendaftaran kebaya sebagai warisan tak benda ke UNESCO juga memiliki proses yang tak instan. Dia pun mengungkapkan mengapa banyak negara gigih untuk mendaftarkan suatu budaya ke UNESCO.
"Sebenarnya kalau yang sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda UNESCO, kalau saya nggak salah, kita bisa dapet budget untuk pelestarian budaya. Candi Borobudur, misalnya, nah itu tuh ada dananya dari dunia. Untuk pelestaria
n," sebut dia. (NIA)