IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tercatat menjadi menteri paling kaya dalam kabinet Presiden Joko Widodo. Tebak, selama hidupnya apakah Erick pernah merasakan hidup susah?
Pertanyaan itu juga dilontarkan Dedy Corbuzier ketika melakukan wawancara podcast bersama Erick Thohir di channel YouTubenya, Selasa (1/6/2021).
“Bro Erick, selama hidup pernah ngerasain hidup susah,” tanya Deddy.
Erick pun menjawab, selama hidupnya ia tidak pernah merasakan susah.
“Jujur ngak pernah,” jawab Erick.
Mendengar jawaban itu, Deddy setengah tidak percara bahkan dia pernah dengar Erick dulunya sampai pernah jualan biji karet.
Erick pun mengklarifikasi kabar tersebut. “Jadi kita lagi main biji karet di tetangga, kalau dulu kan kita kecil-kecil akrab dengan tetangga. Sekarang bingung siapa itu si tentangga. Jadi kita pulang sekolah, jam 1 jam 2 masih SD, kita kesebelah, ketetangga yang punya toko buku. Rumanya di depan Pasar Tebet Timur. Kita main kesebelah, main biji karet, main ikan cupang, main takadal. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak dagang biji karet. Menawarkan biji karetnya,” ungkap Erick.
“Karena kasihan melihatnya, tapi dilain pihak, kalau kita beli semua, mungkin lebih murah. Kita bisa main seminggu, ya namanya anak kecil. Umur 10 tahun. Ya sudah pecahin celengan, kumpulin uang beli semua biji karet. Karena main tiap hari tangannya sakit. Karena masih banyak biji karetnya, dijual. Jualan di depan sekolah, dan laku.Untungnya sebagian di masukin ke celengan lagi, sisanya beli somay,” papar Erick.
Melansir LHKPN, kekayaan Erick Thohir per 15 Januari 2020 terpantau sebesar Rp2,316 triliun. Dengan mempunyai 30 bidang tanah dan bangunan senilai Rp242,5 miliar. Menteri BUMN itu memiliki tanah dan bangunan sebesar 1400 m2/700 m2 hibah dengan akta senilar Rp60 miliar di Kota Jakarta Selatan. Sedangkan harga yang terkecil sebesar Rp1,9 miliar dengan luas 535 m2/60 m2 sebagai hibah dan fakta di Kota Depok.
Adapun sebidang tanah termahal dengan angka Rp11,7 miliar seluas 3500 m2 di Tangerang hibat dengan akta. Sedangkan yang terkecil seluas 148 m2 di Pasuruan hibah dengan akta Rp650 juta.
Sedangkan untuk bangunan yang termahal seluas 148 m2 di Kota Jakarta Pusat hasil sendiri sebesar Rp9 miliar. Kemudian yang terkecil senilai Rp2,1 miliar dengan luas 45 m2 di Badung hibah dengan akta.(RAMA)