sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dukung Penguatan UMKM Pasca Pandemi, Anggaran PEN Terus Didorong

Foto editor Eko Purwanto
09/07/2022 09:03 WIB
Indonesia memiliki 65,4 juta jumlah UMKM dimana 61% diantaranya berkontribusi pada PDB yang memiliki nilai setara dengan 8,5 triliun rupiah.
Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).
Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).
Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022). Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022). Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022). Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022). Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).

IDXChannel - Pekerja menyelesaikan pembuatan pagar besi di Bengkel Cipta Mandiri Las kawasan Pedurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).

Indonesia memiliki 65,4 juta jumlah UMKM dimana 61% diantaranya berkontribusi pada PDB yang memiliki nilai setara dengan 8,5 triliun rupiah.

UMKM mampu menyerap 97% tenaga kerja dan berkontribusi sebesar 15,6% pada ekspor UMKM non-migas. Namun hanya 28,7% dari UMKM tersebut yang memanfaatkan teknologi digital. Hal tersebut sangat berdampak pada UMKM ketika pandemi Covid-19 mengguncang perekonomian Indonesia.

Protokol kesehatan penanganan Pandemi Covid-19 mensyaratkan pembatasan interaksi fisik, sementara 71% UMKM masih masih belum memaksimalkan teknologi digital. Dengan demikian banyak sekali UMKM yang langsung merasakan penurunan margin keuntungan lebih dari 50%, sehingga langsung berdampak pula pada perekonomian Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan, meskipun pandemi sudah melandai dan perekonomian nasional mulai bangkit namun Indonesia harus tetap waspada pada the perfect storm yang terdiri dari 5C.

“Berbagai risiko dan tantangan masih dihadapi oleh Indonesia, terkenal sebagai the perfect storm yang terdiri dari 5C yaitu Covid-19, conflict, climate change, commodity price, dan cost of living yang tentunya meningkat akibat inflasi. Dampak dari 5C serta tensi dari geopolitik dan perang di Ukraina tereskalasi menjadi faktor penyebab melambatnya pemulihan ekonomi global termasuk Indonesia,” ungkap Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Advertisement
Advertisement