sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Asal Muasal Brand Bata, Produsen Sepatu asal Ceko yang Tutup Pabrik di Purwakarta

Inspirator editor Kurnia Nadya
07/05/2024 17:47 WIB
Bata didirikan oleh Tomas Bata pada 1894, dulunya sempat menggunakan nama The T. & A. Bat’a Shoe Company.
Asal Muasal Brand Bata, Produsen Sepatu asal Ceko yang Tutup Pabrik di Purwakarta. (Foto: Wikipedia)
Asal Muasal Brand Bata, Produsen Sepatu asal Ceko yang Tutup Pabrik di Purwakarta. (Foto: Wikipedia)

IDXChannel—Artikel ini akan mengulas tentang asal muasal brand Bata. Produsen sepatu ini sudah eksis di industri alas kaki Indonesia sejak lama, sehingga banyak yang mengira Bata adalah merek lokal. 

Meskipun diproduksi di dalam negeri, Bata adalah merek sepatu asal Ceko. Bata didirikan oleh Tomas Bata pada 1894, dulunya sempat menggunakan nama The T. & A. Bat’a Shoe Company. 

Perusahaan ini bermarkas di Lausanne, Switzerland. Saat ini Bata tercatat memiliki lebih dari 5.000 outlet di seluruh dunia, dan tersedia di 70 lebih negara-negara dunia. Bata mengoperasikan 21 fasilitas produksi di 18 negara. 

Secara keseluruhan, Bata mempekerjakan sekitar 32.000 karyawan. Beroperasi seabad lebih, menjadikan Bata sebagai produsen sepatu dengan sejarah panjang. Perusahaan ini bertahan jatuh bangun melewati dua perang dunia dan dampaknya. 

Setelah Perang Dunia I, usaha Bata yang sempat mengalami krisis karena dampak ekonomi perang, mulai berkembang signifikan. Bata mulai mengombinasikan otomatisasi dengan mesin, sehingga mampu berproduksi lebih efisien. 

Pada masa-masa ini, Bata bahkan mampu membangun kompleks perumahan untuk para karyawannya. Area perumahan itu dilengkapi dengan fasilitas seperti sekolah, bioskop, kolam renang, rumah sakit, dan fasilitas hiburan lainnya. 

Komplek atau kota yang dibangun atas inisiasi Tomas Bata ini disebut dengan Bat’aville. Perusahaan ini sempat membangun beberapa kota kecil yang ditujukan untuk menyediakan akomodasi bagi karyawan pabriknya. 

Bata membangun Bat’aville di beberapa negara, seperti Kanada, Belanda, India, Brasil, Pakistan, dan sebagainya. 

Bata juga merambah peruntungan ke industri lain, mulai dari industri energi, agrikultur, kehutanan, penerbitan, pengolahan kayu, karet, produksi ban, bahkan manufaktur pesawat terbang.

Pada 1920-an, Tomas Bata menjadi orang terkaya keempat di Cekoslovakia. Asal tahu saja, penetapan harga dengan angka ganjil berawal dari ide Bata. Seperti diketahui, Bata kerap mematok harga dengan angka sembilan (9) di belakang, alih-alih menggunakan angka bulat. 

Ekspansi internasional Bata tiba di Hindia Belanda pada 1931, dengan pembukaan gudang impor sepatu Bata di Tanjung Priok. Setelahnya, Bata sukses menjadi raja sepatu di Hindia Belanda, terlebih usai membangun pabrik di Kalibata pada 1939. 

Sejak saat itu, Bata dikenal sebagai merek sepatu dengan harga merakyat. Banyak anak sekolah menggunakan sepatu Bata. Selain itu, Bata juga memiliki dan mengelola beberapa merk lain, seperti North Star dan Marie Claire. 

Belum lama ini, nama Bata menjadi perbincangan di internet usai perusahaan mengumumkan penutupan pabrik di Purwakarta. Manajemen Bata mengumumkan lewat keterbukaan informasi pada 30 April silam. 

Corporate Secretary Bata Hatta Tutuko menyebutkan bahwa perseroan telah berupaya menangani kerugian dan tantangan industri selama empat tahun terakhir, namun sayang industri tak dapat pulih seperti semula. 

“Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Purwakarta terus menurun. Sehingga kapasitas produksi pabrik melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan,” tulis Hatta. 

Itulah ulasan menarik tentang asal muasal brand Bata yang berasal dari pabrik sepatu di Ceko. (NKK)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement