Ibu Anik mengaku kini ia bisa memproduksi bawang goreng per harinya mencapai 700 kilogram. Karena pekerjaan sang suami menjual sayur dan setiap harinya pelanggan bawang goreng terus bertambah oleh karena itu sang suami memutuskan untuk berhenti dan fokus membantu sang istri.
“Alhamdulillah bapak berbesar hari untuk berhenti jualan sayur untuk fokus di bawang merah gitu,” ujar ibu Anik.
Ibu Anik mengaku kini usahanya sudah memiliki tiga tempat produksi di Tawangmangu dua dan di Solo satu. Dari ketiga tempat produksi itu menghabiskan 700 kilogram bawang merah. Bawang goreng milik Bu Anik yang dijual dengan brand Bramgor Putri Mangu ini bisa ditemui di e-commerce.
Berdasarkan pantauan IDXChannel, Bramgor Putri Mangu kemasan 250 gram dibanderol reseller dengan harga Rp54.000 per tabung, sementara kemasan 150 gram dijual seharga Rp34.000 per tabung. Dengan asumsi berat bawang mentah 700 Kg yang susut saat digoreng menjadi 500 Kg, satu kali produksi Bu Anik bisa menghasilkan ribuan kemasan bawang goreng dengan hasil penjualan puluhan atau ratusan juta.
Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin naik kompetitor juga semakin banyak dan harga yang lebih murah. Akhirnya, usahanya bisa membuat kemasan sendiri dan memiliki logo dan tertulis BBG-SA dan kini sudah ada hak paten jadi tidak bisa ditiru oleh orang lain.