Terlebih saat itu, ibu Kartini, M.A Ngasirah bukan bangsawan. Beliau merupakan istri pertama dari Sosroningrat yang bekerja sebagai guru agama di salah satu sekolah di Telukawur, Jepara.
Lantaran Ngasirah bukan seorang bangsawan, ayah Kartini kemudian menikah lagi dengan Raden Adjeng Moerjam yang merupakan keturunan langsung dari Raja Madura.
Pernikahan tersebut juga langsung mengangkat kedudukan ayah Kartini menjadi bupati, menggantikan ayah dari R.A. Moerjam, yaitu Tjitrowikromo.
Perjuangan R.A Kartini
Dilansir wikipedia, diketahui bahwa di masa penjajahan Belanda, tidak semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Kerasnya budaya patriarki di masa itu membuat kaum wanita memiliki kewajiban untuk mengurus rumah dan tidak diperbolehkan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari kaum pria.
Karena hal itulah, setelah usia 12 tahun, R.A Kartini harus berhenti bersekolah karena harus mengikuti budaya yang berjalan.