“Selain berfungsi sebagai media transaksi keuangan, gelang ini juga bisa digunakan sebagai parental controlling karena struk belanja anak akan dikirim ke orang tua,” ungkap mahasiswa Prodi Informatika ini.
Sampai saat ini Antho dan tim telah merampungkan pembuatan aplikasi wangsaku dan akan menguji coba pada salah satu sekolah Muhammadiyah yang ada di Malang. Ia bercerita bahwa kendala tersulit dalam pembuatan Wangsaku adalah proses penyusunan database.
“Kami harus menghubungkan proses layanan di kasir kantin dan aplikasi wangsaku. Hal itu cukup rumit untuk kami,” tuturnya.
Dirinya bersama teman-teman satu tim berharap dengan inovasi layanan uang elektronik ciptaannya, dapat membantu proses transaksi elektronik di sekolah-sekolah. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19 dari klaster sekolah.
“Saya berharap teknologi ini dapat diterima oleh banyak kalangan dan bermanfaat bagi masyarakat. Semoga Wangsaku juga bisa terus dikembangkan agar dapat memberikan dampak yang lebih dari ini,” pungkasya. (TYO)