Namun, setelah dua tahun bekerja di perusahaan ini, Hendrik Tio pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Meski telah memiliki jabatan tinggi, namun Hendrik memilih untuk keluar dan mendirikan perusahaannya sendiri yakni PT Bhinneka Mentari Dimensi (Bhinneka).
Hendrik Tio berhasil melewati jatuh bangun dalam merintis bisnis Bhinneka. Pada mulanya, Hendrik membangun bisnis ini dengan modal Rp100 juta. Ia dan keempat rekan sejawatnya memula Bhinneka di masa-masa yang cukup sulit pada 1993. Namun, berkat perjuangan dan kerja kerasnya, Bhinneka pun tumbuh menjadi perusahaan yang memiliki fondasi solid dan tidak mudah goyah.
Di awal perjalanannya, Bhinneka beroperasi sebagai distributor mesin cetak format besar. Hendrik menyediakan layanan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO), Business Solution, produk IT, dan Professional Services untuk korporasi, UMKM, serta institusi pemerintah melalui Bhinneka.
Berhasil melalui masa sulit dan krisis moneter di tahun 1998, Bhinneka pun mulai beroperasi sebagai toko IT dalam jaringan pertama yang ada di Indonesia. Perusahaan ini pun akhirnya melebarkan sayap bisnisnya dan membuka gerai offline pada 2001.
Hendrik Tio menerapkan model bisnis yang terbilang berbeda dari bisnis lain. Ia menggunakan model bisnis B2B dan meluncurkan Bhinneka Bisnis.