Ia juga mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan pelanggan yang bertanya kapan pengiriman paket terakhir sebelum libur lebaran. Pertanyaan itu lantas dijawab sang kurir, “Buka terus, mbak. Tutup kiamat.”
Jawaban sarkastik itu menunjukkan kegetiran seorang pekerja yang terus bekerja di saat pekerja lain pada umumnya telah menikmati masa-masa rehat sepanjang libur. Jasa ekspedisi tetap beroperasi di saat kantor-kantor lain tutup.
Tumpukan paket itu harus disortir, dipastikan pengelompokannya benar agar tak salah kirim. Dengan banyaknya paket yang harus didata dan dikelola, tak terbayangkan betapa lelah dan letih para kurir dan pekerja ekspedisi saat arus paket tengah memuncak.
Belum lagi terkadang mereka mesti menghadapi hardikan para pelanggan jika barang yang dikirimkan terlambat, atau rusak dalam perjalanan. Dengan beban kerja yang berat, terkadang upah yang diterima para kurir dan pekerja ekspedisi pun tak seberapa.
Namun mereka tetap bekerja, sebab jika bukan mereka, siapa lagi yang akan menangani paket-paket milik pelanggan?