Lo Kheng Hong memilih saham tersebut karena fundamentalnya yang baik, tetapi harganya tengah undervalued karena faktor eksternal yang tidak terelakkan. Sehingga jika kondisi ekonomi pulih, Pak Lo yakin harga saham UNTR akan membaik.
Keyakinan Lo Kheng Hong berbuah manis. Beberapa tahun kemudian harga saham UNTR berangsur-angsur pulih, bahkan merangkak naik hingga Rp15.000 per lembar. Dengan harga pasar itu, Lo Kheng Hong mencatatkan multibagger berkali-kali.
Capital gain yang diperolehnya pun tentu tak main-main. Dengan jumlah kepemilikan hingga 6 juta lembar di harga Rp250/saham, profit yang dihasilkannya mencapai puluhan miliar rupiah.
Setelah sukses dengan UNTR, Lo Kheng Hong kembali mencatatkan keuntungan fantastis dengan strategi investasi yang sama pada saham-saham lain yang tengah undervalued karena faktor-faktor tertentu.
Itulah kisah investor legendaris yang pernah cuan dari BEI berkat nekat investasi saat krismon.
(Nadya Kurnia)