sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Cerita UMKM Denara Bali yang Berhasil Bangkit dari Kebangkrutan

Inspirator editor Kurnia Nadya
10/09/2024 18:27 WIB
Sebelum akhirnya suskes dengan produk kecantikan, pasangan Made Diksa Wimona dan Ni Wayan Kesumawati Dewi pernah mengalami kebangkrutan.
Cerita UMKM Denara Bali yang Berhasil Bangkit dari Kebangkrutan. (Foto: Pertamina)
Cerita UMKM Denara Bali yang Berhasil Bangkit dari Kebangkrutan. (Foto: Pertamina)

IDXChannel—Pendiri Denara Bali adalah UMKM yang berhasil bangkit dari kebangkrutan. Sebelum akhirnya suskes dengan produk kecantikan, pasangan Made Diksa Wimona dan Ni Wayan Kesumawati Dewi pernah mengalami kebangkrutan. 

Keduanya pertama kali mendirikan usaha pada 1997 dengan memproduksi dupa dan aroma terapi. Bermodalnya Rp1 juta, bisnis itu cukup sukses pada awalnya. Keduanya bahkan sempat ekspor ke luar negeri. 

Namun seiring waktu berjalan, muncul banyak pesaing. Hingga akhirnya usaha itu harus gulung tikar pada 2005. Aliran kas tidak lancar dan pembayaran konsumen juga tersendat. Uang yang tersisa hanya Rp11 juta. 

Keduanya menyisihkan Rp3 juta untuk modal usaha baru. Kali ini mereka tidak lagi membuat dupa dan aroma terapi, melainkan membuat produk kecantikan dan perawatan tubuh dengan aroma khas Bali. 

Pada usaha kedua ini, barulah Diksa dan sang istri berhasil. Usahanya terus berkembang hingga mampu mencatatkan omzet Rp120 juta per bulan. Made Diksa yang pernah menjadi mitra binaan Pertamina ini juga berhasil menambah jumlah pekerja. 

Berdasarkan laporan Okezone (10/9), percobaan membuat lulur dan sabun pun tidak seketika berhasil. Dikisahkan oleh sang putra, Sathya Narayana, menceritakan bahwa orang tuanya berkali-kali gagal sebelum akhirnya mendapatkan formula yang sempurna.

Pada 2008, barulah Denara Bali meluncurkan produknya. Formula ini masih digunakan sampai hari ini. Usaha Denara Bali mulai berkembang kembali dari nol, namun lagi-lagi mereka harus menghadapi risiko karena pandemi COVID-19. 

Sejak pandemi itu, Sathya mengambil alih usaha kedua orang tuanya untuk dikelola. Dia mulai menerapkan digitalisasi untuk memasarkan produk. Sathya memanfaatkan platform marketplace dan menggunakan fitur-fitur khusus promosi produk lokal. 

Setelah itu, penjualan Denara Bali meningkat tajam karena berhasil menjangkau pasar konsumen yang lebih luas. Bahkan penjualan dari platform marketplace itu menyumbang 25 persen dari total penjualan Denara.

Itulah cerita UMKM yang berhasil bangkit dari kebangkrutan. 

(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement