IDXChannel–Punya gaji tiga digit sewaktu bekerja di perusahaan minyak dan gas, BP. Gracia Billy Yosaphat Jobel Mambarasar mengambil langkah berani demi cita - cita dan tujuan mulia. Akrab disapa Billy, Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar ini merasa terpanggil meninggalkan karir di perusahaan minyak global.
“Saya harus mulai dari nol lagi, meninggalkan salary yang kata banyak orang sampai tiga digit. Akan tetapi dengan keyakinan kuat, saya merasa saya bisa memanfaatkan jaringan yang saya miliki untuk membangun pendidikan di kampung halaman saya” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta akhir pekan lalu (18/2/2023).
Singkat cerita, Billy merupakan anak dari ibu penjaja kue dan ayah guru honorer. Keterbatasan ekonomi tidak menghalanginya untuk mengembangkan diri. Hanya bermodalkan membaca buku sewaktu kecil, Billy berhasil menamatkan gelar sarjana teknik perminyakan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satu buku yang memberikan inspirasi dan berdampak besar bagi kehidupan Billy adalah buku tentang Soekarno.
“Tadinya saya belum kenal apa itu ITB, setelah baca buku tentang Soekarno yang merupakan Insinyur di ITB, saya bercita - cita untuk bersekolah di tempat yang sama. Saya pun mengikuti tes masuk perguruan tinggi dan diterima di jurusan teknik perminyakan,”ujarnya.
Billy pun cukup aktif dalam beberapa kegiatan selama masa perkuliahannya, seperti melakukan pekerjaan sampingan dan membangun Yayasan Kitong Bisa untuk memberikan akses pendidikan kepada anak - anak di Papua. Ia sangat berdedikasi untuk membangun pendidikan di daerah asalnya, bahkan Billy pun rela untuk tetap memiliki gaya hidup yang sederhana dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membangun yayasan tersebut.
Walaupun sudah memiliki kehidupan yang nyaman, Billy tetap melanjutkan pendidikan masternya di The Australian National University dan kemudian menempuh pendidikannya di Said Business School, Universitas Oxford.
“Setelah selesai ambil master dan bekerja di perusahaan tersebut untuk beberapa waktu, akhirnya saya meninggalkan perusahaan untuk lebih aktif dan fokus membangun yayasan, untuk memberikan dampak yang lebih besar kepada lingkungan,” ujarnya.
Pada saat Billy fokus membangun yayasan, Ia juga mendapatkan beasiswa LPDP, yang menjadikan dia sebagai anak asal Papua pertama yang berhasil tembus ke Universitas Harvard. Dengan dampak dan prestasi yang dimiliki, Billy pun diangkat menjadi staf khusus Presiden Jokowi pada 2019. “Awalnya kaget dan merasa kalau itu prank. Saya pun memutuskan untuk bergabung karena ingin mengabdi dan membantu pembangunan negara saya,” ujarnya.
Billy mengatakan terdapat 5 program kerja nasional yang dikerjakan sebagai stafsus, yakni membangun pusat belajar non-formal kepada anak - anak daerah terluar, melatih 1 juta petani millennial, menginput data talenta muda terbaik Indonesia dalam program Manajemen Talenta Nusantara ke database, membangun portal untuk memberikan masukan kebijakan kepada pemerintah melalui Sistem Aspirasi Nyata Desa Indonesia, dan membangun pusat - pusat pelatihan di seluruh daerah Indonesia melalui Pusat Inovasi dan Kewirausahaan.
Menurut Billy, salah satu tantangan yang dihadapi adalah mengintegrasikan program tersebut dengan program pemerintah. Ia juga mengatakan, pendanaan programnya sebagian besar berasalkan dari kemitraan dengan pihak swasta.
“Untuk pendanaan, kami mencari sendiri. Bisa melalui kemitraan dengan pihak swasta, atau ada beberapa program yang kami bikin berbayar. Ini bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk membiayai operasional dari program tersebut,” tambahnya.
Billy berharap generasi muda, khususnya yang tinggal di daerah pelosok, bisa terinspirasi dengan kisahnya, “Asal ada kemauan, kita bisa mencapai apa yang kita inginkan,” pungkasnya.