Eks Pedagang Gorengan Sulap Sampah Plastik dan Migor Bekas Jadi EBT

IDXChannel - Chris Longdong yang dulunya berdagang gorengan kini berhasil mengubah sampah plastik dan minyak goreng bekas menjadi energi terbarukan untuk memasak pengganti minyak tanah dan gas LPG.
Kepada MNC Portal Indonesia (MPI) Chris mengatakan bahwa awalnya dia memiliki usaha menjual gorengan dan juga usaha produksi kaos Manado.
Dalam sebulan dia mengaku menghasilkan menghasilkan 50 hingga 60 liter minyak goreng bekas dari usaha gorengannya, belum lagi dengan sampah plastik dari tempat produksi kaosnya. Alhasil dari kedua usaha itu, dia setiap hari menghasilkan limbah dan sampah plastik.
Dari situlah kemudian idenya muncul karena pada 2020 lalu usahanya tutup akibat dampak pandemi. Christ kemudian melakukan penelitian sendiri bagaimana mendaur ulang limbah dan sampah plastik tersebut menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Sebelumnya dia sudah membuat Start Up Waus Energy pada 2019 dan mulai mengikuti berbagai kompetisi start up bidang energi berbekal inovasi produk EBT untuk kompor yang selama ini hanya dipakai sendiri untuk memasak.
"Kami adalah start up Waus Energy menemukan satu cara dimana bisa mengubah sampah plastik dan minyak goreng bekas menjadi bahan bakar energi terbarukan," kata Christ, Senin (23/5/2022)
Awalnya kata dia membuat bahan bakar tersebut sebagai solusi penanganan dari sampah plastik dan minyak goreng bekas yang hanya dibuang begitu saja
Pada awalnya, dia hanya membuat untuk keperluan minyak tanah saja, namun tahun lalu dia mendapatkan hibah dari medco foundation untuk mengembangkan bahan bakar hasil ciptaannya.
"Ternyata kami menemukan bukan hanya bisa dibuat untuk minyak tanah, bisa dibuat menjadi solar, bisa dibuat sejenis bensin dan bisa juga dibuat sejenis gas elpiji," tuturnya.
Walau pun saat ini dia mengaku hanya fokus untuk sejenis minyak tanah, tapi tiga bahan bakar energi terbarukan biosintetik itu sudah bisa juga dibuat sendiri, namun ciptaannya itu belum diperjualbelikan
"Untuk sekarang ini belum diperjualbelikan karena masih dalam tahalan riset dimana kami lagi mengembangkan kualitas dari bahan bakar itu sendiri," ucapnya.