Intip Komisi Chairul Tanjung saat Menjadi Juragan Fotokopi Kampus

IDXChannel – Komisi Chairul Tanjung saat menjadi juragan fotokopi kampus tidaklah seberapa. Namun, kemampuannya dalam memanfaatkan peluang berhasil membuat bisnis fotokopi yang dilakukannya menjadi dikenal dan mendapatkan keuntungan besar.
Apalagi, harga fotokopi di kampusnya saat itu cukup mahal. Adanya fotokopi milik Chairul Tanjung yang memiliki harga lebih murah pun jadi pilihan yang banyak diburu kawan-kawan satu angkatannya.
Berapa kira-kira komisi Chairul Tanjung saat menjadi juragan fotokopi kampus ini? IDXChannel merangkum keuntungan yang didapatkan Bos CT Corp saat masih menjadi juragan fotokopi kampus seperti berikut.
Komisi Chairul Tanjung saat Menjadi Juragan Fotokopi Kampus
Chairul Tanjung merupakan sosok penting di balik kerajaan bisnis CT Corp. Grup bisnis ini membawahi Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources. Ketiga perusahaan tersebut bergerak dalam layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan dan sumber daya alam. Sebelum sukses menjadi konglomerat dan salah satu orang terkaya di Indonesia, insting bisnisnya sudah muncul sejak masih duduk di bangku kuliah. Untuk membiayai kuliahnya, Chairul Tanjung sempat membuka usaha fotokopi di kampus Universitas Indonesia.
Pada awalnya, Chairul Tanjung mendapatkan keuntungan dari fotokopi buku diktat teman satu angkatan. Dengan jumlah teman satu angkatannya yang ada sebanyak 100 orang, bisnis ini tentu dapat mendatangkan keuntungan yang menjanjikan mengingat dirinya masih seorang mahasiswa pada waktu itu.
Chairul Tanjung atau CT mendapatkan komisi dari usaha fotokopinya sebesar Rp15.000. Bagi CT, mendapatkan keuntungan tersebut merupakan proses yang cukup mudah yang penting adalah jaringan dan kepercayaan. CT telah memiliki jaringan dan kepercayaan dari teman-temannya yang sudah terbiasa menggunakan jasanya.
"Saya percaya keuntungan Rp15.000 yang pertama tersebut merupakan momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya," jelas Chairul Tanjung.
Dari komisi pertamanya Rp15.000, CT kemudian mampu mendapatkan puluhan, ratusan, hingga jutaan ribu rupiah berikutnya. Kabar mengenai harga fotokopi CT yang lebih murah dibanding fotokopi lain di sekitar kampus membuat usahanya populer di kalangan angkatannya. Tak hanya di kalangan angkatan satu fakultas, tapi kabar ini pun menyebar hingga ke fakultas lain dan beberapa dosen.
Usaha CT pun semakin berkembang setelah ia mendapatkan ruangan kosong di bawah tangga di kampusnya. Dibanding harus pulang pergi dua hingga tiga kali seminggu dari Salemba ke Grogol untuk fotokopi, membuka usaha fotokopi di bawah tangga itu dirasa lebih menarik dan tidak membuang terlalu banyak waktu.
Tak hanya memudahkan CT yang tidak perlu bolak balik Salemba-Grogol, akses bagi para mahasiswa yang menggunakan jasa fotokopinya pun jadi lebih mudah. Apalagi, berbagai elemen kampus pun tidak menyulitkannya dalam memberikan izin untuk memanfaatkan area kosong di bawah tangga tersebut.