IDXChannel – Rafli Junaedy merupakan mahasiswa yang juga bekerja sebagai penjual cilok di Bogor. Ia juga termasuk pemilik dari gerobak listrik Cimol PP, dari penjualan ciloknya tersebut sudah mampu melamar pujaan hatinya.
Dilansir dari akun YouTube Kawan Dapur (02/01) awalnya ia bekerja sama dengan pendiri brand Cimol PP ini, yaitu Bpk. H. Dadang Faelanai yang beralamat di Malabar. Cimol ini sudah berdiri sejak 2000, dan pertama buka di MAN 2 Bogor Pajajaran. Saat itu masih dipikul lalu mulai berkembang menjadi gerobak dorong.
Arti kata PP sendiri merupakan kepanjangan dari Putra Priangan, yang artinya cimol ini berasal dari Putra Priangan atau Putra Sunda. Pertama Rafli berjualan dengan gerobak, ia awalnya merasa malu. Namun karena ini demi kebutuhannya ia tidak peduli dan tetap menjual cimol tersebut, saat itu ia masih semester satu.
Hasil dari penjualan pertamanya ia gunakan untuk membeli gerobak lagi, karena menurutnya ketika ia menambah penjualannya, pendapatan yang ia dapat juga ikut bertambah. Maka perlahan bisnisnya itu mulai berkembang, dan dirinya mulai diberi kepercayaan untuk mengolah tiga cabang yang ada di Bogor.
Modal awal yang ia gunakan kurang dari Rp1 juta dan kini omzet kotornya dari satu cabang bisa mencapai Rp1,5 juta per harinya. Jadi satu gerobak Rafli bisa memiliki keuntungan sebesar Rp30 juta setiap bulannya. Rafli juga punya lima karyawan, tiga karyawan kerja di tiga cabang dan dua karyawan fokus untuk produksi.
Setelah beberapa lama berjualan, Rafli mendapatkan dukungan motor listrik dan cimolnya ini juga menjadi ikon dari kota Bogor.
Saat ini sudah ada banyak cabang yang tersebar di sekitar kota bogor, yaitu Cilibende, Tanah Baru depan SMKN 2 Bogor, Jalan Raya Pomad, Jalan Baru Ciomas dan yang terakhir di Lenteng Agung Jakarta.
Cimol pp juga sudah berbadan hukum, halal, dan BPOM. Brand dari Cimol PP juga memiliki hak paten akan cimol buatannya.
Banyak tetangga Rafli yang suka mencibir dirinya, tapi yang terpenting bagi Rafli adalah keluarga yang selalu mendukung pekerjaan tersebut. Ibunya juga memberikan nasihat, kalau yang harus diingat adalah DUIT yaitu Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakal. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi