Pada 2010, Zhang bermitra dengan Zhengzhou Baodao Trading Co., Ltd. untuk membentuk franchise di seluruh China, memperluas kehadiran Mixue di pangsa pasar. Kemudian pada 2012, Mixue membangun pusat riset dan pengembangan sendiri, sekaligus pabrik sendiri untuk mengontrol rantai pasokan.
Dua tahun kemudian, Mixue membangun pusat logistik sendiri di Kota Jiaozuo, masih di Provinsi Henan, untuk mengantarkan bahan baku kepada gerai franchisenya di penjuru China. Dengan demikian, siklus transit pengantaran, biaya inventori, dan biaya penyimpanan dapat dipangkas.
Strategi ini membuat Mixue menjadi brand minuman pertama di China yang mampu menerapkan logistik gratis kepada franchise-franchisenya. Selain itu, Zhang juga membuka peluang pengadaan langsung untuk bahan baku di daerah produsen teh dan di area produsen bahan baku.
Bahan baku pembuatan menu-menu Mixue lebih murah 20% dibanding kompetitornya, sehingga posisi Mixue sebagai brand es krim makin kukuh di pangsa pasar.
Model bisnis yang dibangun Zhang, pada akhirnya mampu untuk masuk dan berkembang bahkan di pangsa pasar yang lesu. Karena harganya yang cocok untuk segmen konsumen menengah bawah.
Mixue kini menjadi satu-satunya brand franchise es krim cepat saji yang paling populer di Indonesia. Pola persebarannya pun sama seperti yang terjadi di China, yakni menyasar area-area padat penduduk.
Sejak pertama kali dibuka di Indonesia pada 2020, kini Mixue telah membuka ratusan cabang di Indonesia. (NKK)