sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kaleidoskop 2022: Zhang Hongchao merintis Mixue, dari Es Serut hingga Rajai Pangsa di China

Inspirator editor Nadya Kurnia
18/12/2022 12:08 WIB
Mixue mulanya adalah kedai es serut di kota kecil di China, dengan strategi bisnis yang tepat, pendirinya berhasil menguasai pasar domestik.
Kisah Zhang Hongchao merintis Mixue, dari Es Serut Hingga Rajai Pangsa di China. (Foto: MNC Media)
Kisah Zhang Hongchao merintis Mixue, dari Es Serut Hingga Rajai Pangsa di China. (Foto: MNC Media)

Bentuk es krim cone yang tampak seperti obor tampak selaras dengan helatan Olympic Beijing 2008. Seperti sebuah kebetulan yang manis, harga es krim cone yang awalnya hanya satu atau dua yuan, meroket hingga 10 kali lipat. 

Di sinilah Zhang menemukan celah peluang yang menjadi titik awal perjalanan popularitas Mixue Bingchen. Zhang yang saat itu telah bereksperimen membuat banyak resep, akhirnya menemukan rasio bahan baku yang tepat untuk membuat es krim dengan cita rasa yang lezat. 

Zhang menghitung harga berdasarkan bahan baku secara cermat, dan akhirnya menemukan harga jual yang pas, yakni hanya RMB2, sedangkan saat itu toko-toko lain menjual es krim cone dengan harga RMB10. 

Sejak saat itulah Mixue mulai populer di kalangan konsumen. 

Mengapa Mixue Populer

Popularitas Mixue bukannya tanpa alasan. Zhang sangat tepat dan cermat menempatkan diri dalam segmen bisnisnya. Ia memproduksi es krim bercita rasa enak, sama seperti brand es krim mahal, namun menjualnya dengan harga yang sangat murah. 

Di Indonesia sendiri, satu cone es krim sundae Mixue dibanderol seharga Rp8.000an, sedangkan rentang harga semua menu berkisar antara Rp8.000 sampai Rp25.000. Mixue seolah menempatkan diri secara ajeg pada segmen konsumen yang tepat. 

Konsumen Mixue adalah orang-orang yang tak begitu mementingkan gaya, kemasan, ataupun tren, namun lebih mengedepankan sisi ekonomis produk. Segmen konsumen seperti ini berjumlah sangat besar di tiap-tiap negara yang dimasuki Mixue. 

Untuk tiap cone atau cup yang dijual, Mixue mungkin tak banyak mengambil untung. Namun dengan ukuran pangsa pasar yang begitu besar, Mixue terjamin bakal menjual produk dengan cepat, yang pada akhirnya membuat perusahaannya cepat balik modal. 

Karena strategi produk dan pricing yang tepat, Zhang berhasil membawa Mixue Bingchen sebagai satu-satunya merk bubble tea paling laris di China. Dilansir dari pandadaily.com (16/12), Mixue telah membuka 10.000 gerai (domestik dan internasional) dan mencatatkan revenue sebanyak USD1 juta tiap tahunnya. 

Pada 2021, valuasi Mixue Bingchen mencapai RMB20 miliar, mengalahkan brand bubble tea premium Hey Tea dan Nayuki’s Tea. 

Perjalanan Franchise Mixue 

Pada 2007, Zhang memutuskan untuk membuka peluang franchise, puluhan gerai cabang dibuka di Provinsi Henan saat itu. Setahun kemudian Mixue resmi berdiri sebagai perusahaan, dengan jumlah gerai franchise melebihi 180 cabang. 

Pengelolaan perusahaan rupanya cukup rumit, sebab saat itu Mixue adalah bisnis keluarga. Isi perusahaan adalah sanak saudara Zhang. Beragam insiden membuat Zhang akhirnya memutuskan untuk membawa masuk profesional dari luar keluarga untuk mengoptimalisasi operasional perusahaan. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement