Kedua orangtua William meninggal dunia saat ia masih remaja. Membuat William harus melanjutkan usaha ayahnya yang saat itu adalah penjualan hasil bumi. William mewarisi bakat bisnis dari ayahnya.
Ia sangat menyukai pelajaran ekonomi dan tata buku. Namun siapa sangka, ia pernah dua kali tidak naik kelas saat bersekolah, yakni saat ia bersekolah di Hollands Chinesche Zendingsschiil di Majalengka, dan kedua kalinya saat di MULO, Cirebon.
Namun cukup dengan ilmu yang amat disukainya itu, William mampu mendirikan usaha yang hingga saat ini masih berjalan baik. Bahkan menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Demikianlah sepotong kisah tentang pendiri Astra International, William Soeryadjaya, yang mengelola Astra dengan mengutamakan peningkatan sumber daya manusia para karyawannya. (NKK)