IDXChannel—Kisah awal mula toko oleh-oleh Ajik Krisna menarik untuk diulas. Krisna Oleh-Oleh Khas Bali adalah salah satu outlet yang paling banyak dituju oleh wisatawan yang berkunjung di Bali.
Pusat oleh-oleh Krisna menawarkan beragam produk cendera mata khas Bali dengan harga terjangkau. Mulai dari oleh-oleh makanan, kerajinan tangan, produk fashion, hingga produk perawatan tubuh.
Bagi wisatawan yang pernah berkunjung ke Bali, berkunjung ke Krisna Oleh-Oleh Khas Bali adalah agenda yang tidak boleh terlupakan. Saat ini, Krisna telah membuka 10 cabang yang mayoritas berlokasi di Bali.
Pendiri dari Krisna adalah Gusti Ngurah Anom, pria kelahiran Buleleng 5 Maret 1971. Dalam laman resmi Krisna (23/7), disebutkan bahwa Anom adalah bungsu dari tujuh bersaudara.
Orang tuanya adalah petani, dan keluarganya jauh dari kata kemapanan. Ketika Anom lulus SMP, dia terpaksa berhenti bersekolah karena kendala biaya. Anom yang patah hati karena harus berhenti sekolah, kabur dari rumah menuju Denpasar tanpa perbekalan.
Dalam masa pelariannya ini, Anom singgah di pos satpam Hotel Rani di Sanur. Dia tak punya apa-apa untuk ditawaran selain tekad untuk bekerja. Tekadnya itu dibuktikan dengan aksi bersih-bersih halaman hotel.
Harapannya, sang pemilik hotel tergerak hatinya untuk membuka kesempatan bekerja. Beruntung, sang pemilik hotel akhirnya menawarinya bekerja. Dengan janji akan menjaga keamanan dan kebersihan halaman hotel, Anom diijinkan untuk tinggal di pos satpam.
Dari situ, Anom menawari jasa cuci mobil untuk pemilik armada. Selama dua tahun Anom melakoni pekerjaan cuci mobil hingga terkena rheumatic. Namun perjuangannya untuk sukses tidak berhenti di situ.
Kisah Awal Mula Toko Oleh-Oleh Ajik Krisna, Berwirausaha Modal Pede dan Berani
Anom yang memutuskan untuk menumpang tinggal dengan pamannya saat itu, ikut membantu sang paman yang memiliki bisnis konveksi kecil-kecilan. Dari sinilah Anom membuka peluang untuk dirinya sendiri.
Saat itu, Anom bertekad untuk memantaskan diri meminang gadis pujaan yang kini menjadi istrinya, Ketut Mastrining. Anom menawarkan diri untuk bekerja dengan pemborong yang kerap memberikan pekerjaan kepada konveksi pamannya.
Keterlibatannya dalam usaha konveksi ini yang membuat Anom mengetahui seluk-beluk bisnis pakaian dan awal mula pendirian Pusat Oleh-Oleh Krisna. Setelah menikah, Anom membuka toko kaos kecil di Denpasar.
Toko kaos kecil dengan trademark Cok Konveksi ini berkembang pesat, hingga mampu menjadi salah satu industru besar di Bali. Setelah usaha Cok Konveksi berkembang, barulah Anom terinspirasi untuk membuka pusat oleh-oleh.
Anom menyadari arus wisatawan yang tinggi di Bali dan berniat untuk memanfaatkannya dengan membuat sentral oleh-oleh yang menjual pernak-pernik khas Bali, termasuk produk makanan ringan dan minuman khas Bali.
Impiannya itu terwujud dengan pembukaan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali pertama pada 16 Mei 2007 di Jalan Nusa Indah No. 77, Denpasar. Sejak pembukaan pertama itu, bisnis pusat oleh-oleh yang didirikannya berkembang pesat.
Pada kanal YouTube PecahTelur, Anom membeberkan penjualan dari seluruh outlet Krisna yang dikelolanya bisa menyentuh angka Rp20 miliar dalam sebulan. Dulu, saat Anom masih bekerja mencuci mobil, bayarannya hanya Rp2.000-Rp5.000 per mobil.
Keberhasilan Anom merintis Krisna hingga sukses mendulang cuan miliaran rupiah per bulan adalah bukti kegigihan dan kepercayaan diri seorang wirausaha. Anom berani terjun ke lapangan secara langsung, dan tak malu melakukan pekerjaan remeh.
Itulah kisah awal mula toko oleh-oleh Ajik Krisna yang per bulan bisa mencatatkan penjualan hingga puluhan miliar rupiah. (NKK)