Setelah bisa melakukan produksi dengan jumlah yang lumayan banyak, ia akhirnya melakukan pemasaran dengan cara manual, yakni menawarkan produknya dari toko ke toko.
"Pemasaran dulu kan kadang-kadang kita menawarkan ke tempat-tempat, ke toko-toko. Kadang ada yang nerima, cuma enggak sedikit juga yang nolak," kisahnya.
Menurutnya, sejak kota Batu menjadi kota wisata, banyak tempat-tempat yang menjual oleh-oleh khas Batu. Imam memanfaatkan hal tersebut dengan mencoba memasukan produknya ke toko oleh-oleh.
"Sejak kota Batu jadi kota wisata, itu semakin banyak tempat-tempat wisata yang dibuka. Itu kita masukin juga ke situ, biasanya seperti itu," jelas Imam.
Namun perjuangannya tidak berakhir sampai di situ, ia harus menghadapi ujian karena pendapatannya menurun akibat pandemi Covid-19 yang menghentikan kegiatan pariwisata di wilayahnya.