Dwi menjual adonan selama setahunan, volume produksinya sudah bisa mencapai hingga 200 kwintal saat itu. Pembelian pun diakunya sangat ramai. Namun, pergerakan bisnis dan selera konsumen tidak terprediksi.
Tingginya permintaan adonan bakso itu perlahan menurun, memaksa Dwi untuk berkreasi agar usahanya tetap aktif. Saat itu, pengusaha UKM mulai ramai menjual bakso aci. Dari situ Dwi terinspirasi untuk mengemas bakso malang.
“Kenapa tidak mengemas bakso malang saja? Dijadikan frozen. Jadi bisa menikmati bakso malang ini di mana saja,” katanya.
Bakso malang disajikan berbeda dengan bakso-bakso pada umumnya. Dalam semangkuk sajian, ada bakso urat, bakso biasa, tahu, siomay, dan dua jenis gorengan yang renyah. Inilah nilai tambah bakso malang yang menonjol. Rasanya tentu sedap.
Awalnya ia hanya dibantu dua saudaranya, menjualnya pun mengandalkan grup jual beli di Facebook. Dengan gencar Dwi mempromosikan produknya tiga kali sehari, sampai-sampai akunnya ditandai spam oleh Facebook.