IDXChannel—Artikel ini akan membahas kisah inspiratif Djajadi Djaja, sosok pencetus di balik pembuatan mie instan paling populer di Indonesia saat ini. Sebelum Indomie dikelola oleh Salim, merek tersebut adalah milik Djajadi Djaja dan teman-temannya.
Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan potongan video artificial intelligence yang menampilkan Djajadi berkisah tentang bagaimana ia menciptakan Indomie. Kehebohan itu membuat perusahaannya mesti membuat klarifikasi lewat akun resmi Instagram.
Djajadi Djaja saat ini adalah komisaris utama PT Jakarana Tama, perusahaan yang didirikan pada Juni 1980 dengan produk utama mie instan, bumbu penyedap, sosis siap makan, dan makanan kaleng.
Bisnis pertama Djajadi sebenarnya adalah distribusi barang lewat firma FA Djangkar Djati yang ia dirikan bersama teman-teman SMA-nya. Pada 1964, barulah ia dan keempat temannya, mendirikan Sanmari Food Manufacturing.
Ia menjabat sebagai direktur sejak 1971 sampai dengan 1978. Lewat Sanmaru ini, ia dan teman-temannya meracik mie instan yang kini dikenal sebagai Indomie. Pada tahun 1980-an, Sanmaru sudah berhasil mengeskpor Indomie ke mancanegara.
Kemudian pada 1984, Djajadi dan rekan-rekannya bekerja sama dengan Sudono Salim untuk mendirikan PT Indofood Interna. Sebagai tambahan informasi, Indomie saat itu membeli terigu dari Bogasari, perusahaan tepung yang didirikan juga oleh Salim.
Sebelum mendirikan Indofood Interna, masing-masing pihak telah memiliki produk mie instannya sendiri-sendiri. Djajadi dengan Indomie, sementara Salim Grup membuat Sarimi. Dengan pendirian Indofood Interna, keduanya berhasil mengakuisisi merek kompetitor lain, yakni Supermi.
Mulanya Djajadi adalah pemilik saham mayoritas di Indofood Interna. Namun karena terjadi masalah internal, kepemilikan saham perlahan bergeser ke tangan Salim Grup seutuhnya.
Djajadi pernah mengajukan gugatan untuk mengambil kembali merek mie instan yang dibuatnya di pengadilan. Proses peradilannya saat itu bahkan sampai mencapai ke Mahkamah Agung, namun demikian, Djajadi dinyatakan kalah dan ia mundur dari gugatan itu.
Meskipun ia kehilangan kepemilikan atas produk mie instan yang ia buat bersama rekan-rekannya, Djajadi tak menyerah. Ia tetap melanjutkan bisnisnya dengan membuat mie instan baru bermerk Mie Gaga.
Mie instan ini pun kini punya pangsa penggemarnya sendiri. Pada masanya, masyarakat akrab dengan lini produk Mie Gaga, sebut saja ‘Mie 100’ atau ‘Mie Cepek’ yang dulu hadir dengan cita rasa yang khas.
Demikianlah ulasan singkat tentang kisah inspiratif Djajadi Djaja, pencetus Indomie yang bangkit dengan Mie Gaga. (NKK)