Hal ini dilakukannya agar murid-muridnya bisa mendapatkan ilmu darinya. Bahkan ketika pandemi melanda di mana kebanyakan sekolah harus melaksanakan pembelajaran daring (online), Sugeng harus tetap pergi mengajar. Hal ini lantaran Sugeng dan para siswa SDN 1 Tambora tidak memiliki akses internet di wilayahnya yang memungkinkan mereka bisa melakukan pembelajaran secara jarak jauh.
Sugeng pun harus mendatangi rumah murid-muridnya yang lokasinya sangat jauh dari sekolah. Meski harus melewati berbagai rintangan, namun Sugeng tetap semangat dalam mengajar. Ia sudah mengajar selama belasan tahun di SDN 1 Tambora. Meski begitu, ia masih berstatus guru honorer yang gajinya hanya berkisar Rp300.000 per bulan. Dedikasinya untuk pendidikan sungguh luar biasa.
2. Kisah Guru SMKN 1 Bansari: Tetap Berprestasi di Tengah Keterbatasan
Berprestasi di tengah segala keterbatasan dilakukan oleh Aprilia Palupi, seorang guru SMKN 1 Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Aprilia berhasil meraih dua penghargaan nasional. Ia mendapatkan penghargaan dari lomba kompetensi guru pertanian 2016 dan guru inspiratif di masa pandemi Covid-19 2020.
Penghargaan sebagai guru inspiratif ini diraih Aprilia berkat inovasinya dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda. pada mulanya, Aprilia menggunakan metode ini untuk memantau muridnya. Hal ini dilakukannya karena ia sering berkegiatan di luar sekolah untuk mengikuti pelatihan. Hingga akhirnya, metode ini justru sangat berguna ketika pandemi melanda dan pembelajaran harus dilakukan secara daring atau jarak jauh.
Berkat inovasi dan kreativitasnya itu, Aprilia pun berhasil meraih penghargaan. Sebagai guru yang selalu berusaha memajukan pendidikan, Aprilia pun terus berinovasi guna memberi metode yang terbaik untuk mengajar murid-muridnya.