Namun ia mengaku, keberuntungannya saat itu didukung oleh kondisi pasar. Sehingga ia tak menyarankan investor lain untuk menirunya. Ia mengakui, bahwa beberapa kali ia berinvestasi dengan cara yang cukup berisiko pada masanya.
“Jadi ini jangan ditiru, ya. Kondisi pasar dulu dengan sekarang sudah berbeda,” lanjutnya.
Saat modalnya sudah mencapai Rp100 juta, Sofyan mulai mengubah pola investasinya. Dari full-trading, ia mulai masuk ke investasi jangka panjang dengan membeli saham-saham bluechip, atau saham small cap dengan kinerja bagus.
“Saya rebalancing mindset investasi, 30% saya alokasikan untuk saham jangka panjang. Saya juga beli saham luar negeri, seperti Apple. Saham-saham yang memberikan tambahan modal yang signifikan saat itu adalah INKP dan TKIM,” paparnya.
Ia mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa dari dua emiten tersebut. Pada 2018, ia mulai mengurangi proporsi trading, mengikuti perubahan pasar yang menurun. Saat itu, ia telah beberapa kali melakukan reinvestment, dan tak sekalipun menarik keuntungan tunai.