IDXChannel—Lo Kheng Hong kerap disebut sebagai Warren Buffet-nya Indonesia, ia adalah salah seorang figur investor ritel paling populer di pasar modal domestik. Namanya kerap muncul dalam daftar susunan kepemilikan saham mayoritas di emiten-emiten tertentu.
Pada 2023 ini, investor yang kerap dipanggil Pak Lo ini sudah genap 34 tahun terjun di pasar modal. Ia memulai investasi saham saat menginjak usia 30 tahun, tepatnya pada 1989, dan saat ini nilai investasinya ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.
Pak Lo tercatat sebagai pemilik 5% saham di beberapa emiten, dan tentu saja ia pun mengoleksi saham-saham lain dengan kepemilikan di bawah 5%. Di PT Intiland Development Tbk (DILD), ia tercatat memiliki 686.416.700 saham, atau 6,62%.
Pada perdagangan hari ini (22/8), DILD ditutup pada level Rp204 per saham, yang artinya nilai investasi Pak Lo di emiten tersebut senilai Rp140,02 miliar. Selain DILD, Pak Lo juga masih tercatat sebagai pemilik saham di PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL).
Masih ada sederet saham-saham koleksi Lo Kheng Hong, yang jika ditotal, mungkin nilainya mencapai ratusan miliar rupiah.
Sebagai seorang investor ritel yang terkenal dengan cerita kesuksesan investasinya, tentu Pak Lo pernah beberapa kali melakukan take profit. Dengan nilai investasinya yang cukup fantastis untuk skala ritel, Lo Kheng Hong sebenarnya bisa hidup bermewah-mewah. Cerita hidupnya ini bisa menjadi kisah inspiratif bagi investor-investor pemula.
Namun rupanya, ia justru melakukan kebalikannya. Lo Kheng Hong secara sadar menerapkan gaya hidup yang sederhana. Mobil yang ia kendarai saja adalah Volvo tua yang dibelinya pada 1995 seharga Rp15 juta. Saat diundang sebagai pembicara dalam acara-acara bertemakan investasi, Lo Kheng Hong juga selalu tampak sederhana dengan pakaian biasa.
Mobil itu masih digunakannya bersama keluarga sampai detik ini, yang artinya mobil itu dirawatnya baik-baik hingga fungsinya pun baik. Dalam kanal YouTube WinMax Gallery, Pak Lo mengaku ia lebih suka menggunakan uang untuk sesuatu bisa terapresiasi.
Mobil, menurutnya, adalah objek yang sudah pasti bakal terdepresiasi harganya seiring waktu berjalan. Harga jual pasti akan menurun begitu mobil bertambah usia. Mobil mewah sekalipun bakal terdepresiasi pada akhirnya.
Selain itu, Lo Kheng Hong juga merasa lebih aman dan tak terbebani saat menggunakan mobil sederhana. Tidak ada kekhawatiran bakal dirampok, tidak perlu merasa sungkan dengan tetangga karena memiliki mobil mewah.
Seperti yang diketahui, sampai detik ini masyarakat Indonesia cenderung menilai derajat manusia dari harta bendanya. Mobil dan rumah adalah dua objek yang kerap menjadi penilaian kaya atau tidak seseorang.
Padahal, seseorang yang tampak sederhana belum tentu kekurangan, dan sebaliknya, seseorang yang tampak bermewah-mewah belum tentu sebenarnya betulan berduit.
Lo Kheng Hong tidak begitu peduli pada tampilan luar. Sebagai investor ulung, ia memahami letak nilai sesungguhnya, dan mengerti hal-hal apa saja yang penting untuk kecukupan kebutuhan hidupnya.
Itulah kisah inspiratif Lo Kheng Hong dengan Volvo tua kesayangannya. (NKK)