sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Inspiratif Owner Kharisma Bahari: Lulusan SD, Gadaikan Sertifikat Rumah Demi Modal

Inspirator editor Kurnia Nadya
12/04/2023 20:20 WIB
Sayudi mendirikan kemitraan warteg yang membuat merek Kharisma Bahari kian populer.
Kisah Inspiratif Owner Kharisma Bahari: Lulusan SD, Gadaikan Sertifikat Rumah Demi Modal. (Foto: MNC Media)
Kisah Inspiratif Owner Kharisma Bahari: Lulusan SD, Gadaikan Sertifikat Rumah Demi Modal. (Foto: MNC Media)

IDXChannelKisah inspiratif Sayudi, pendiri warteg Kharisma Bahari, adalah bukti bahwa usaha dapat dilakoni oleh siapa pun, tak peduli apa latar belakangannya. Modal terpenting yang mutlak diperlukan adalah kerja keras dan kegigihan. 

Lewat kegigihan dan kecermatan Sayudi dalam melihat peluang, ia berhasil membesarkan merek warteg kelolaannya hingga mampu membuka peluang franchise untuk investor-investor lain. 

Warteg yang umumnya dikenal sebagai tempat makan bagi masyarakat kelas menengah hingga bawah, berhasil ia kelola menjadi rumah makan yang nyaman. Dengan kebersihan tempat yang terjamin, namun dengan harga menu terjangkau. 

Sayudi membuka tiga kelas warteg dalam franchisenya, yakni Kharisma Bahari, Mamoka Bahari, Subsidi Bahari, dan Selaras Bahari. Keempatnya dibagi sesuai besaran modal yang mampu disediakan oleh investor. 

Bagaimana kisah Sayudi mendirikan franchise warteg yang kini telah tersebar di mana-mana? Simak ulasannya berikut ini. 

Kisah Inspiratif Sayudi, Pendiri Warteg Kharisma Bahari 

Sayudi adalah seorang tamatan sekolah dasar, ia membangun usaha wartegnya pertama kali pada 1996 di Jakarta Selatan. Warung makan itu ia beri nama Warteg MM, yang singkatannya adalah ‘modal mertua’. 

Mertuanya meminjamkan Sayudi sertifikat rumah untuk dijadikan jaminan agar ia bisa mengambil pinjaman di bank sebagai modal usaha. Wartegnya itu berdiri di bangunan semi permanen milik pemda. 

Ia akhirnya menyewa tempat setelah modalnya cukup. Kemudian muncul ide di kepalanya untuk membuka kemitraan. Sayudi saat itu sudah memiliki tiga warteg yang dua di antaranya dikelola oleh karyawan-karyawannya. 

Namun pengelolaan oleh karyawannya itu membuat manajemen wartegnya morat-marit hingga usahanya mencetak penghasilan minus. Dari situlah Sayudi terpikir untuk menawari rekan atau keluarganya untuk berbisnis warteg untuk bermitra dengannya. 

Pembagian hasil yang ia usulkan adalah 50:50, dan sejak saat itu warteg yang telah berubah nama menjadi Kharisma Bahari itu mulai membuka peluang kemitraan. Investor dapat membeli franchise seharga Rp130 juta di luar biaya sewa kios. 

Ia juga membuka opsi untuk investor, yakni jika mereka meminta karyawan dari manajemen Kharisma Bahari untuk pengelolaan, maka laba bersihnya akan dibagi dua sama rata. Sebagian untuk manajemen warteg, selebihnya untuk investor sendiri. 

Berkat ide franchise ini, Kharisma Bahari kian populer. Bahkan wartegnya pun didatangi food vlogger untuk ditinjau. Kharisma Bahari memang berbeda dari warteg kebanyakan, tempatnya lebih bersih, aman, dan nyaman. Saat ini, Sayudi telah membuka 800 lebih cabang Kharisma Bahari. 

Itulah kisah inspiratif tentang Sayudi, pendiri warteg Kharisma Bahari yang kini merajalela di Jakarta. (NKK)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement