sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Inspiratif Saptuari Sugiharto, Terjerat Utang Miliaran dan Lakoni Bisnis Tanpa Pinjaman

Inspirator editor Kurnia Nadya
08/02/2023 11:11 WIB
Saptuari adalah wirausaha yang pernah terjerat lingkaran utang, namun kini berhasil mengelola beberapa bisnis tanpa pinjaman sepeser pun.
Kisah Inspiratif Saptuari Sugiharto, Terjerat Utang Miliaran dan Lakoni Bisnis Tanpa Pinjaman. (Foto: Youtube/Pecah Telur)
Kisah Inspiratif Saptuari Sugiharto, Terjerat Utang Miliaran dan Lakoni Bisnis Tanpa Pinjaman. (Foto: Youtube/Pecah Telur)

IDXChannelKisah inspiratif kali ini datang dari Saptuari Sugiharto, seorang yatim yang pernah terjerat banyak utang dan akhirnya berhasil mengembangkan usahanya tanpa utang. Ia mengelola usaha di bidang kuliner, percetakan, dan menulis buku. 

Saptuari mendirikan Tengkleng Hohah, Kedai Digital, dan menerbitkan bukunya setelah ia lepas dari jeratan utang yang ia yakini adalah sumber musibah beruntun yang menimpa dirinya dan keluarga. 

Saat ia mengelola usahanya dengan dana yang didapat dari utang, Saptuari justru mendapatkan banyak hambatan dan kesialan. Segalanya mulai terasa jauh lebih lancar setelah ia memantapkan diri untuk berhenti berutang. 

Bagaimana kisah inspiratif perjalanan hidup Saptuari? Dilansir dari channel Youtube Pecah Telur, simak kisahnya berikut ini. 

Kisah Inspiratif Saptuari Sugiharto: Menjadi Yatim di Usia Muda

Saptuari terlahir di Yogyakarta, ayahnya seorang tentara dan ibunya saat itu masih bekerja sebagai baby sitter di negara-negara timur tengah. Ayahnya hanya pulang beberapa bulan sekali, dan ia bertemu ibunya pun jauh lebih jarang. 

Sehingga, Saptuari terbiasa jauh dari orang tua sejak kecil. Ayahnya meninggal dunia saat ia masih kelas 5 SD. Kebersamaannya bersama sang ayah memang sebentar, namun meninggalkan banyak memori membekas di hatinya. 

“Jadi anak yatim itu selalu ada momen bahagianya. Ada pelajaran berharga buat kita untuk membahagiakan anak yatim,” tuturnya. 

Setelah sang ayah berpulang, Saptuari masih harus berjauhan dari ibunya yang masih bekerja sebagai baby sitter saat itu. Saptuari tinggal dengan saudara-saudaranya secara bergantian hingga ia kelas 3 SMA. 

Ia hidup secara sederhana bersama keluarganya. Dengan rumah masih beralaskan tanah dan beratap gedek. Kendati ia tinggal berpindah-pindah, ia bersykur sebab keluarganya memperlakukannya dengan baik. 

“Saya tidak bisa menikmati waktu secara sempurna bersama bapak. Janji Allah untuk memberikan rezeki itu benar. Saya bantu-bantu saudara jualan es waktu SD,” lanjutnya. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement