Bisnis yang mulanya dijalani untuk menggantikan katering itu akhirnya masih berlanjut bahkan sampai saat ini.
Risma juga mengaku, awal mula bisnis kateringnya dimulai dengan berjualan di depan hotel. Ia akhirnya menyewa kafetaria di hotel saat penghasilannya cukup untuk memodali pengembangan bisnisnya.
Biaya sewa yang harus ia bayarkan saat itu adalah SR8.000 sampai dengan SR20.000, bahkan naik menjadi ratusan ribu riyal seiring pengalaman bisnisnya makin meningkat, dan sejalan dengan usahanya yang terus berkembang.
Keputusannya untuk membuka bisnis katering saat itu bermula karena permintaan jamaah umrah dan haji. Mereka bertanya mengapa Risma tidak membuka usaha katering untuk para jamaah.
Saat ini, bisnisnya masih berjalan. Risma memasok makanan ke beberapa hotel saat musim haji dan umrah, pesanan yang ia terima bisa mencapai ribuan setiap hari. Koki dan pekerja yang ia punya juga berjumlah puluhan, dan semua adalah orang Indonesia.