Suatu kali Martin membeli lampu untuk mobilnya seharga Rp2 juta di sebuah bengkel. Namun kemudian ia mengetahui bahwa lampu yang sama ternyata dijual hanya Rp500.000 di Alibaba. Telak, Martin kecewa dan merasa tertipu.
Sebelum akhirnya merintis Otoklix, Martin pernah menghadiri acara Kominfo di mana ia melihat paparan startup-startup di Indonesia. Setelahnya, ia meriset seluruh startup yang ditampilkan, dan mendapati bahwa belum ada yang bergerak di bidang perbengkelan.
Dari situ, Martin terinspirasi untuk membuat startup yang mengubah ekosistem bengkel-bengkel mobil yang semula beroperasi secara offline untuk mengadaptasi sistem online.
Ia menceritakan idenya itu kepada sahabatnya, Joseph Alexander Ananto, yang langsung tertarik untuk mendirikan bisnis bersama. Joseph menggandeng saudaranya, Benny Sutedjo yang sudah berpengalaman di industri otomotif selama 15 tahun lebih.
Ketiganya mendirikan Otoklix pada Agustus 2019. Pada 2020, Otoklix mendapatkan pendanaan senilai USD2 juta dari Sequoia Capital India’s Surge. Startup itu mendapatkan pendanaan lagi senilai USD10 juta dari Alpha JWC dan AC Ventures.