Adha menyebut, sepatu impor dari China memang menjadi pilihan masyarakat Depok. Padahal, kualitasnya berbanding terbalik dengan produknya.
Tak hanya itu, situasi ekonomi masyarakat yang semakin lemah berpengaruh terhadap daya beli.
"Orang kita kan yang tidak punya duit, mending beli itu. Malah ada konsumen yang menanyakan, yang harganya Rp100 ribuan," kata Adha.
Adha menambahkan, sepatu yang dibuatnya itu dibanderol seharga Rp400 ribu.
"Sepatu saya sekarang Rp 400 ribuan. Ekonomi masyarakatnya yang enggak kuat, ya gimana daya beli masyarakat jadi kurang," kata dia.
Dia bercerita, sempat mempunyai 10 karyawan. Dalam sebulan dia bisa memproduksi 500 hingga 600 pasang sepatu.
"Dulu sampai sempat 10 karyawan. Pesanan banyak buat toko juga. Harga dari saya berapa terserah dia jual berapa yang penting cash. Produksi dulu per bulan bisa sampai 500 sampai 600 pasang per bulan," kata dia.
"Dulu penjualannya cepat, sekarang mah teler," keluh Adha.